Kamis, 08 Desember 2011

Efektifitas Tryout UN Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

Evaluasi hasil belajar dalam konteks pembelajaran sering kali disebut juga dengan evaluasi keluaran (output). Pelaksanaannya selalu dikaitkan dengan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan oleh peserta didik, baik tujuan yang bersifat nasional, tingkat satuan pendidikan, tingkat mata pelajaran maupun tingkat pokok bahasan dalam suatu mata pelajaran.
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.1)
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu yang dilakukan dalam bentuk ujian yang berstandar nasional. Ujian yang berstandar nasional dilakukan secara objektif, berkeadilan dan akuntabel, serta diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satu tahun pelajaran. Ujian berstandar nasional merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan untuk menentukan standar mutu pendidikan.
Melalui Ujian Nasional (UN) ini, hakekatnya memiliki tujuan utama  untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan ilmu pengetahuan alam (IPA) serta mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu pada tingkat pendidikan sekolah dasar.2)

Apa yang kita amati di berbagai sekolah terutama berkaitan dengan akan dilaksanakannya Ujian Nasional (UN), di mana sekolah-sekolah mencari berbagai terobosan untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusannya. Oleh karena itu strategi yang dilakukan adalah melakukan gerak cepat, terarah dan hasilnya memuaskan.
Banyak hal yang dilakukan oleh sekolah untuk mendongkrak agar nilai UN lebih baik. Tidak hanya sekolah, pemerintah daerahpun baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota melakukan berbagai terobosan, sehingga daerah yang bersangkutan akan memperoleh peringkat terbaik. Memperhatikan standar kelulusan yang ditentukan Badan Standararisasi Nasional Pendidikan (BSNP) pada UN setiap tahunnya terus meningkat, hal ini dirasa cukup berat. Oleh karena itu, sekolah selaku pengemban tugas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melakukan berbagai upaya agar siswanya mampu mencapai kriteria kelulusan tersebut.
Dari tahun ke tahun, sejak pemerintah memutuskan dilaksanakannya Ujian Nasional banyak menuai kecaman meskipun tidak sedikit dukungan yang mengalir. Sekarang, dengan istilah lain dan beragam, pemerintah terus dan terus berupaya untuk meningkatkan mutu dengan mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan dari para praktisi pendidikan mengenai kualitas pendidikan di Kebumen ini, salah satunya dengan tetap dilaksanakannya Ujian Nasional. Dengan meningkatkan standar nilai kelulusan diharapkan mutu pendidikan akan meningkat. Dengan kata lain bila hasil UN membaik maka mutu pendidikanpun membaik.3)

Salah satu upaya yang efektif dalam rangka meningkatkan hasil UN maka di adakannya Tryout atau latihan UN agar bisa mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik Madrasah Ibtidaiyah (MI) KHR Ilyas Setrojenar dalam mempersiapkan UN.Tryout UN setiap tahunnya telah dilakukan dan dilakukannya beberapa kali.
Penyelenggaraan Tryout UN peserta didik akan terbiasa dan terlatih dengan soal-soal ujian dan kemungkinan akan meningkatkan dari pada mutu pendidikan.
TryOut hanyalah sebagai media untuk berlatih soal-soal UN. Semakin banyak berlatih, maka peserta didik akan semakin siap. Seperti seorang atlit yang akan menghadapi pertandingan, maka para siswa itu harus pula dipersiapkan agar mereka juga siap untuk menghadapi ujian nasional. Semakin banyak berlatih, maka mereka akan semakin siap. Sebab pada hakekatnya, kesuksesan itu dimulai dari banyaknya latihan atau persiapan yang matang. Tak ada kemenangan tanpa latihan terus menerus.4)

Bertitik tolak dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang: “Efektifitas Tryout UN Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan di MI KHR Ilyas Setrojenar Buluspesantren Kebumen Tahun 2010 / 2011”.





B.  Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan dan mengenai sasaran maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut:
1.    Penelitian ini hanya efektifitas Tryout UN terhadap peningkatan mutu pendidikan maka akan kami batasi yaitu aktifitas Tryout UN di MI KHR Ilyas Setrojenar.
2.    Penelitian ini hanya peserta didik yang mengikuti Tryout UN.
3.    Penelitian ini hanya peserta didik kelas VI yang mengikuti Tryout UN tahun pelajaran 2010 / 2011.

C.  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mengangkat beberapa permasalahan pokok yang muncul sebagai berikut:
1.    Bagaimana hasil Tryout UN di MI KHR Ilyas Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010 / 2011?
2.    Bagaimana hasil UN di MI KHR Ilyas Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010 / 2011?
3.    Bagaimana efektifitas Tryout UN dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MI KHR Ilyas Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010 / 2011.


D.  Penegasan Masalah
Penegasan masalah di sini dimaksudkan untuk memperjelas dan mencegah timbulnya berbagai macam penafsiran sehingga tidak menyimpang dari maksud dan tujuan penelitian ini, maka penting kiranya penulis tegaskan dari judul yang dimaksud dengan menguraikan kata yang penting terkandung didalamnya, yaitu sebagai berikut:
1.    Tryout UN
Tryout adalah suatu mekanisme yang digunakan sebagai sebuah latihan bagi siswa sebelum melaksanakan ujian yang sesungguhnya.5). tryout UN yang saya teliti adalah Tryout yang diadakan di MI KHR Ilyas Setrojenar tahun pelajaran 2010/2011.
2.    Peningkatan
Istilah peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang berarti lapis dari sesuatu yang bersusun dan peningkatan berarti kemajuan.6). Melalui tryout UN yang diadakan diharapkan ada peningkatan nilai UN di MI KHR Ilyas Setrojenar Buluspesantren Kebumen.
3.    Mutu Pendidikan
Istilah mutu mempunyai persamaan pengertian yaitu baik buruk sesuatu kwalitas yang berarti adanya ketidaksamaan dengan yang lainnya.7). Secara etimologi terdiri dari kata “pais” artinya anak, dan “again” diterjemahkan membimbing, jadi pendidikan yaitu pendidikan yang diberikan kepada anak.8). yang dimaksud adalah mutu pendidikan yang ada di MI KHR Ilyas Setrojenar Buluspesantren Kebumen.
4.    MI KHR Ilyas Setrojenar Buluspesantren Kebumen
Adalah salah satu lembaga pendidikan formal tingkat dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang letaknya berada di bawah naungan Yayasan KHR Ilyas yang berada di Desa Setrojenar Kecamatan Buluspesantren yang terletak di sebelah selatan Kota Kebumen.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efektif atau tidak tryout UN yang dilakukan di MI KHR Iyas Setrojenar tahun pelajaran 2010/2011 dalam meningkatkan mutu pendidikan. Adanya peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional yang diselenggarakan di MI KHR Ilyas Setrojenar.

E.  Tujuan Penelitian
1.    Untuk mengetahui nilai Tryout UN di MI KHR Ilyas Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010 / 2011.
2.    Untuk mengetahui nilai UN di MI KHR Ilyas Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010 / 2011.
3.    Untuk mengetahui efektifitas Tryout UN dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MI KHR Ilyas Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010 / 2011.

F.   Kegunaan Penelitian
Kegunaan Penelitian ini daiharapkan agar informasi yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak diantaranya:
1.      Penulis
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan dan pelaksanaan tryout UN.
2.      Bagi Madrasah
            Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan dalam pelaksanaan tryout UN.
3.      Bagi pembaca
            Sebagai informasi penelitian lebih lanjut dan menambah pengetahuan serta sebagai bahan kepustakaan.






BAB II
KAJIAN TEORITIS

A.      Landasan Teori
1.    Konsep Efektifitas
Efektivitas (berjenis kata benda) berasal dari kata dasar efektif (kata sifat). Efektif adalah
a.    ‘ada efeknya’ (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)
b.    ‘manjur atau mujarab’ (tt obat);1)
Sementara itu, efektivitas memiliki pengertian ‘keefektifan’. Keefektifan adalah
a.    ‘keadaan berpengaruh’; ‘hal berkesan’;
b.    ‘kemanjuran’; ‘kemujaraban’ (tt obat);
c.    ‘keberhasilan’ (tt usaha, tindakan); ‘kemangkusan’;
d.   ‘hal mulai berlakunya’ (tentang undang-undang, peraturan.2)
Hodge (1984:299) Efektivitas sebagai ukuran suksesnya organisasi didefinisikan sebagai kemampuan organisasi untuk mencapai segala keperluannya. Ini berarti bahwa organisasi mampu menyusun dan mengorganisasikan sumber daya untuk mencapai tujuan.
Hidayat (1986) Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai.
Schemerhon John R. Jr. (1986:35) Efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif”.
Prasetyo Budi Saksono (1984) Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input.
Gibson (2002) Efektifitas adalah pencapaian sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama.
Hidayat (1996), Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai.3).
Kesimpulan dari pengertian tentang efektifitas dari beberapa pakar diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah ukuran seberapa jauh target bisa tercapai, dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.
Pengukuran tingkat efektifitas, tidak terlepas dari tes atau evaluasi. Dimana dalam evaluasi tersebut bisa tertulis, lisan ataupun pengamatan. Hal itu dilakukan misalnya untuk mengukur efektifitas tryout UN. Tryout dapat dikatakan efektif apabila tujuan dari tryout UN bisa tercapai secara tepat sesuai dengan tujuan yang ditentukan sebelumnya.
2.    Evaluasi Pendidikan
a.       Makna Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
1)        Mengukur adalah membadingkan sesuatu dengan satu ukuran yang bersifat kuantitatif.
2)        Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
3)        Evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan menilai.
     Di dalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement, penilaian adalah evalution.4)
b.      Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah Suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternative-alternatif keputusan (Menrens & Lehmann, 1978:5).5)
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai (Ralph Tyler, 1950).6)
Suchman (1961, dalam Anderson 1975) memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.7)
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil suatu keputusan.
c.       Fungsi dan Tujuan Penilaian
Fungsi penilaian bukan hanya untuk menentukan kemajuan belajar siswa, tetapi sangat luas, fungsi penilaian sebagai berikut:
1)        Penilaian membantu siswa merealisasikan dirinya untuk mengubah atau mengembangkan perilakunya.
2)        Penilaian membantu siswa mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.
3)        Penilaian membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang digunakannya telah memadai.
4)        Penilaian membantu guru membuat pertimbangan administrasi (Cronbach, 1954).
Tujuan Penilaian tidak hanya memberikan dasar pemberian angka atas hasil belajar siswa. Program penilaian hasil belajar bertujuan untuk:
1)        Memberikan informasi tentang kemajuan individu siswa dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar sehubungan dengan kegiatan-kegiatan belajar yang telah dilakukannya.
2)        Memberi informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut, baik terhadap masing-masing individu siswa maupun terhadap kelas.
3)        Memberikan informasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya, dan untuk melaksanakan kegiatan remedial (perbaikan).
4)        Mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mereka mengenal kemajuan sendiri dan merangsangnya untuk melakukan usaha perbaikan.
d.      Ciri-ciri Penilaian Dalam Pendidikan
Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan, antara lain sebagai berikut :
1)        Bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung. Dalam contoh ini, akan mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal. Sehubungan dengan tanda-tanda anak yang pandai atau inteligen, seorang ahli ilmu jiwa Pendidikan bernama Carl witherington mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut :
     Anak yang inteligen adalah anak yang mempunyai:

a)    Kemampuan untuk bekerja dengan bilangan
b)   Kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan baik
c)    Kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru (cepat mengikuti pembicaraan orang lain).
d)   Kemampuan untuk mengingat-ingat.
e)    Kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap kelucuan).
f)    Kemampuan untuk berfantasi
2). Ciri penilaian pendidikan yaitu penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian pendidikan bersifat kuantitatif artinya menggunakan symbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran, setelah itu di interpretasikan kebentuk kualitatif.
3).   Ciri penilaian pendidikan yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap karena IQ 105 termasuk anak normal. Anak lain yang hasil pengukuran IQnya 80, menurut unit ukurannya termasuk anak dungu.
4).   Ciri penilaian pendidikan adalah bersifat relative artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu yang lain.
5).   Ciri dalam penilaian pendidikan adalah bahwa dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan. Adapun kesalahan dapat di tinjau dari berbagai factor, yaitu :
a)      Terletak pada alat ukurnya
b)      Terletak pada orang yang melakukan penilaian
c)      Terletak pada anak yang dinilai
d)        Terletak pada situasi dimana penilaian berlangsung8)

e.       Asas Penilaian
Penilaian harus berdasarkan asas-asas sebagai berikut:
1)        Penilaian bersifat kuantitas atau kualitas yakni berkenaan dengan mutu hasil belajar.penilaian kualitatif berkenaan dengan banyaknya materi yang telah dipelajari.
2)        Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan. Penilaian dilakukan sejak awal proses belajar, dilanjutkan sepanjang proses berlangsung dan diakhiri pada akhir pembelajaran. Penilaian itu dilakukan secara setiap saat dan dimana saja berdasarkan kebutuhan dan minat siswa selama perkembangannya dalam berbagai situasi kehidupan.
3)        Penilaian bersifat keseluruhan terhadap keseluruhan aspek pribadi siswa yang mencakup aspek-aspek intelektual, hubungan sosial, sikap, watak, sifat kepemimpinan, hubungan personal-soasial, moral tanggung jawab, ketekunan, bekerja, kejujuran, kesehatan rokhani-jasmani, dan semua aktivitasnya, baik ddalam maupun diluar sekolah.
4)        Penilaian bersifat obyektif yang ditujukan kearah pemeriksaan perkembangan dan kemajuan siswa dalam hubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
5)        Penilaian bersifat kooperatif yakni yang dimaksud kegiatan penilaian ini adalah tanggung jawab bersama, baik guru, siswa, orang tua maupun masyarakat, jadi merupakan hasil kerja sama antara semua pihak yang terkait, baik dilingkungan maupun luar sekolah.9)

Evaluasi Pendidikan adalah “Edukational evalution is the estimation of the growth and progress of pupils to ward objectives or values in the curriculum,” (Evaluasi pendidikan ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan didalam kurikulum)10)

    1. Obyek Evaluasi Pendidikan
Sasaran pokok dalam setiap kegiatan evaluasi dalam pendidikan adalah anak didik, sampai dimana perkembangan anak didik setelah mengalami pendidikan dan pengajaran selama jangka waktu tertentu.11).
3.    Konsep Tryout UN dan UN
Kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional dilaksanakan setiap tahun. Pada tahun 2010/2011 kegiatan tersebut dinamakan Ujian Nasional.12)
UN SD/MI adalah Ujian nasional yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelaksanaan ujian sekolah/madrasah untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar luar biasa.13)
Secara konsepsi, UN SD merupakan salah satu alat atau sarana untuk menentukan standarisasi hasil pembelajaran secara komprehnsif. Diluar pro dan kontra yang timbul berkaitan dengan fungsionalnya, UN menjadi salah satu standar penentu kelulusan peserta belajar.
UN SD secara hakikat memiliki tujuan utama untuk:
a.         Menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
b.         Mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu.
Pada tahap berikutnya, hasil UN SD digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
a.         Pemetaan mutu satuan pendidikan;
b.         Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c.         Penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan; dan
d.        Dasar pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan.14)

Tryout adalah suatu mekanisme yang digunakan sebagai sebuah latihan bagi siswa sebelum melaksanakan ujian yang sesungguhnya.15) Tryout hanyalah sebagai media untuk berlatih soal-soal UN. Semakin banyak berlatih, maka peserta didik akan semakin siap untuk menghadapinya. Seperti seorang musisi yang akan pentas disebuah pertunjukan, maka para siswa itu harus pula dipersiapkan agar mereka juga siap untuk menghadapi ujian nasional. Semakin banyak berlatih, maka mereka akan semakin siap. Sebab pada hakekatnya, kesuksesan itu dimulai dari banyaknya latihan atau persiapan yang matang. Tak ada kemenangan tanpa latihan terus menerus.
4.    Konsep Peningkatan Mutu Pendidikan
Mutu atau kualitas pendidikan menuntut tingginya kinerja lembaga pendidikan dengan mengacu pada perbaikan mutu yang berkelanjutan, kreatifitas dan produktifitas pegawai (guru). Kualitas bukan saja pada unsur masukan (input), tetapi juga unsur proses terutama pada unsur keluaran (output) atau lulusan, agar dapat memuaskan harapan masyarakat pelanggan pendidikan.16)

a.       Peningkatan
Istilah peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang berarti lapis dari sesuatu yang bersusun dan peningkatan berarti kemajuan.17)
b.      Mutu
Dalam rangka umum mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible maupun yang intangible. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam "proses pendidikan" yang bermutu terlibat berbagai input, seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.18)

(Josep Juran) Mutu atau kualitas adalah kesesuaian untuk penggunaan (fitness for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa hedaklah sesuai dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna. Lebih jauh juran mengemukakan lima dimensi kualitas, yaitu:
1)        Rancangan (design), sebagai spesifik produk.
2)        Kesesuaian (conformance), yakni kesesuaian antara maksud desain dengan penyampaian produk actual.
3)        Ketersediaan (availability), mencakup aspek kedapat dipercayaan serta ketahanan, dan produk itu tersedia bagi konsumen untuk digunakan.
4)        Keamanan (safety), aman dan tidak membahayakan konsumen.
5)        Guna praktis (field use), kegunaan praktis yang dapat dimanfaatkan penggunaanya oleh konsumen.19).
Mutu adalah kualitas atau keunggulan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang pengunaannya sesuai dengan apa yang diperlukan pengguna, dalam hal ini adalah kualitas pendidikan.
c.       Pendidikan
Secara sederhana dapat diartiakan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.
Carter V. good dalam “Dictionary of Education” dijelaskan sebagai berikut:
1)        Pedagogy
a)      The art, practice,or profession of teaching.(seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar)
b)      The systematized learning or instruction concerning principles and methods of teaching and student control and guidance; largely replaced by the term education.(ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubugan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas diganti dengan istilah pendidikan).
Juga menurut carter, education berarti:
a)      Proses perkembangan pribadi
b)      Proses sosial
c)      Profesional cources
d)     Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang diwarisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.20)
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) dan jasmani (panca indra serta ketrampilan-ketrampilan).21)Pendidikan adalah Proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya didalam masyarakat tempat mereka hidup dan pendidikan adalah proses sosial yang terjadi pada orang yang diharapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum22). Dengan kata lain pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan sikapnya.
d.      Standar Mutu Pendidikan
Pendidikan di Indonesia menggunakan delapan standar yang menjadi acuan dalam membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan.Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, ada delapan standar yang menjadi kriteria minimal tersebut, yaitu:
1)      Standar isi
2)      Standar proses
3)      Standar kompetensi lulusan
4)      Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5)      Standar sarana dan prasarana
6)      Standar pengelolaan
7)      Standar pembiayaan
8)      Standar penilaian pendidikan23)
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.24)
Peningkatan mutu pendidikan dapat disimpulkan sebagai upaya mengembangkan kemampuan, sikap yang berahlak disegala bidang untuk keberhasilan pendidikan.
e.  Standar Kompetensi Guru
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, Kompetensi profesional, dan Kompetensi Sosial.25)
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.




B.       Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang membahas tentang Efektifitas Tryout UN terhadap Peningkatan mutu pendidikan di MI setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen tahun 2010/2011, tidak ditemukan. Sebagai alternatif hasil penelitian terdahulu saya menghadirkan skripsi lain yang berjudul “Implementasi MBS dan Kaitannya dengan Peningkatan Mutu Pendidikan (Studi Kasus di MTs Serpong)”. Pola penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif yang dilakukan oleh Ida Saidah, seorang mahasiswa di Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2006.
Permasalah yang diteliti Ida Saidah adalah rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, atau cenderung tambal sulam, bahkan lebih berorintasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan masyarakat. Mereka terus mempertanyakan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi, politik , sosial, dan budaya. Kualitas lulusan pendidikan kurang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan pembangunan, baik industri, perbankan, telekomunikasi, maupun pasar tenaga kerja sektor lainnya yang cenderung menggugat eksistensi sekolah.
Subyek penelitiannya adalah siswa MTs Serpong. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi dan angket. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Ida Saidah adalah Implementasi MBS memberikan kontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Serpong.26)
Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang yang saya lakukan adalah jika dalam penelitian terdahulu membahas tentang upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di MTs Serpong, maka penelitian yang saya lakukan adalah tentang penerapan efektifitas tryout UN terhadap peningkatan mutu pendidikan yang meliputi bagaimana hasil Tryout UN di MI Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen Tahu Pelajaran 2010/2011, Bagaimana hasil UN di MI KHR Ilyas Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011, dan bagaimana efektifitas Tryout dalam meningkatkan mutu pendidikan di MI KHR Ilyas Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011. Mengenai waktu dan tempat pelaksaan juga berbeda dengan yang saya lakukan.

C.      Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.27)
Hipotesis yang peneliti ajukan dalam skripsi ini ada dua yaitu Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho).
1.      Hipotesis Alternatif  (Ha) yaitu ada (atau: terdapat) korelasi positif  (atau korelasi negative) yang signifikan antara hasil tryout UN dan UN di MI KHR Ilyas Setrojenar Buluspesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011.
2.      Hipotesis Nihil (Ho) yaitu  tidak ada korelasi positif (atau korelasi negatif) yang signifikan antara hasil tryout UN dan UN di MI KHR Ilyas Setrojenar Buluspesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011.
D.      Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya seseorang melakukan penelitian adalah melakukan pengukuran. Oleh karena itu harus ada alat ukur yang digunakan untuk meneliti. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.28)
Instrumen penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah:
1.      Dokumen nilai tryout yang dilakukan beberapa kali di MI KHR Ilyas Setrojenar Buluspesantren Kebumen tahun 2010/2011.
2.      Dokumen nilai Ujian Nasional yang diadakan di MI KHR Ilyas Setrojenar Buluspesantren Kebumen tahun 2010/2011.

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang sangat esensial dalam sebuah penelitian. Istilah metodologi sering diartikan sebagai suatu penelitian dan perumusan metode yang digunakan untuk penelitian ilmiah.1)
Pengertian penelitian menurut Hillway dalam bukunya Introduction to Research mengemukakan bahwa penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut (Hillway, 1986).2)

Sebelum melangkah lebih jauh peneliti menentukan tempat yang akan digunakan sebagai obyek penelitian yaitu MI KHR Ilyas Setrojenar Buluspesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah 2 bulan, yaitu bulan Juli 2011 sampai bulan Agustus 2011.

A.      Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif. Istilah pendekatan kuantitatif seringkali juga disebut sebagai metode statistik karena analisa datanya menggunakan angka statistik.
Penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.3)
Pendekatan ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan apabila kita dapat menyingkirkan “campur tangan” manusia dalam melakukan penelitian, atau dengan perkataan lain bahwa peneliti harus mengambil jarak dengan obyek yang diteliti.4) Penelitian kuantitatif ini lebih menekankan kepada cara berfikir positivistik yang bertitik tolak pada fakta sosial yang ditarik dari realitas obyektif.

B.       Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.5)
Maksud dari penetapan desain penelitian adalah agar mendapatkan hasil yang valid, terpercaya, meyakinkan dan dapat dipertanggungjawabkan. Desain penelitian yang peneliti gunakan adalah korelasi, karena dalam penelitian ini terdiri dari dua variable X dan Y dengan cara mencari hubungan yang signifikan antara variable X sebagai hasil tryout UN dan Y sebagai hasil  UN pada kelas VI MI KHR Ilyas Setrojenar Buluspesantren Kebumen.
C.      Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang, tempat data untuk variabel penelitian dipermasalahkan melekat.6). Untuk menentukan subjek penelitian ini penulis menggunakan variabel bebas, variabel terikat dan variabel populasi.
Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan dijadikan sebagai objek pengamatan penelitian. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat/tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain.7)Sedangkan variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain.8)
Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil tryout UN sedangkan hasil UN sebagai variabel bebas.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.9) Karena populasi diambil semuanya, maka tidak diambil sampel. Jadi, subjek penelitian ini adalah seluruh populasi peserta didik kelas VI MI KHR Ilyas Setrojenar Buluspesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011 sejumlah 27 peserta didik.

Gambar 1
GAMBARAN POPULASI PENELITIAN


Populasi akses


Populasi target


Hasil temuan
 










D.      Tenik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah untuk mendapatkan data.10) 
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh keterangan atau data yang valid, dipercaya, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.         Dokumenter
Teknik dokumenter adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti ars ip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.11)
Sumber dokumentasi yang ada dibedakan menjadi documenter primer, sekunder, dan tersier yang mempunyai nilai keaslian atau autentisitas berbeda-beda. Dokumen primer mempunya nilai dan bobot lebih jika disbanding dokumen sekunder, sebaliknya dokumen sekunder juga mempunyai nilai dan bobot lebih jika dibandingkan dengan dokumen tersier.12)
Teknik dokumenter digunakan untuk mengumpulkan data-data seperti hasil-hasil tryout UN, hasil UN dan lainnya yang dipakai untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Dokumentasi yang akan diteliti antara lain arsip-arsip dan data-data yang ada di MI Setrojenar Buluspesantren Kebumen.
2.         Wawancara atau Interview
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.13) Menurut Sugiyono, wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.14)
Wawancara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.       Wawancara terstruktur yaitu wawancara dimana peneliti ketika melaksanakan tatap muka dengan responden menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan terlebih dahulu.
b.      Wawancara bebas atau tidask terstruktur yaitu wawancara dimana peneliti menyampaikan pertanyaan pada responden tidak menggunakan pedoman.
c.       Wawancara kombinasi yaitu apabila kedua wawancara terstruktur dan wawancara bebas di kombinasikan.15)

Dengan wawancara tersebut diharapkan peneliti dapat memodifikasi jalannya wawancara lebih santai, tidak menakutkan dan membuat responden ramah dalam memberikan informasi.
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Wawancara dapat dilakukan dengan cara menyiapkan instrument yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan peneliti. Selain membawa instrumen peneliti juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan media lainnya yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil tryout UN, hasil Ujian Nasional serta efektifitas tryout UN terhadap mutu Pendidikan di MI KHR Ilyas Setrojenar Buluspesantren Kebumen.

E.       Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang telah diperoleh sejak awal penelitian kemudian diproses, dikembangkan dan dianalisa selama proses pengumpulan data sampai proses pengumpulan laporan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode kuantitatiif/statistik korelasi.
Metode statistik yaitu cara-cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis, dan memberikan interprestasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka sedemikian rupa sehingga kumpulan bahan keterangan yang berupa angka itu “dapat berbicara atau dapat memberikan pengertian dan makna tertentu”.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus:
rxy           = Angka Indkes Korelasi “r” Product Moment
N           = Number of cases
SXY      = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
SX         = Jumlah seluruh skor X
SY         = Jumlah seluruh skor Y


Langkah
Apabila Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment dicari atau dihitung berdasarkan skor aslinya, maka langkah yang perlu ditempuh berturut-turut adalah:
1.      Menyiapkan Tabel Kerja atau Tabel Perhitungannya, yang teridir dari 6 kolom:
a.         Kolom 1:           Subjek
b.        Kolom 2:           Skor variabel X
c.         Kolom 3:           Skor variabel Y
d.        Kolom 4:           Hasil perkalian antara skor variabel X dan skor variabel Y, ayau XY. (dijumlahkan)
e.         Kolom 5:           Hasil penguadratan skor variabel X yaitu X2 (dijumlahkan)
f.         Kolom 6:           Hasil penguadratan skor variabel Y yaitu Y2 (dijumlahkan)
2.      Mencari angka korelasinya, dengan rumus:
3.      Memberikan interpretasi terhadap rxy dan menarik kesimpulan.16)





1)Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional, hal.31.
2)Sri Mulyani, dkk., Kupas Tuntas UN SD Bahasa Indonesia Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, (Sukoharjo: CV. Willian, 2010), hal.iv.   
                          
3)Arcaro Jerome S., Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan, Cet. keempat. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. 13.
5)http:/digilib.its.ac.id/public/its---undergradvate-1195-5107100520-paperid.pdf diakses pada tanggal 15 Juni 2011.

6)W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. v, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976), hal. 1077.

7)Ibid., hal. 665.
8)Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan untuk FIP-IKIP-PGSD-SGPLB dan Fakultas Tarbiyah di Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hal.69.
1)W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. v, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976), hal. 266.

3)Ibid.
4)Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hal. 3.

5)M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Cetakan keempat belas. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal.3.

6)Suharsimi Arikunto, Loc.Cit.
7)Suharsimi Arikunto Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, edisi kedua. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. hal.1.
8)Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar …. Op. Cit., hal.11
9)Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Cet. Pertama, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1992), hal.204.

10)M. Ngalim Purwanto, Op. Cit., hal. 3.

11)Ibid., hal.11.

12)Sri Mulyani, dkk., Kupas Tuntas UN SD Bahasa Indonesia Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, (Sukoharjo: CV. Willian, 2010), hal. iv.

13)Undang-Undang Republik Indonesia. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (permendiknas) No. 2 tahun 2011, Pasal 1.
14)Sri Mulyani dkk., Loc. Cit.

15)http:/digilib.its.ac.id/public/its---undergradvate-1195-5107100520-paperid.pdf diakses pada tanggal 15 Juni 2011.
16)Syafarudin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), hal. 20.

17)W.J.S Poerwadarminta, Op. Cit., hal. 1077.

19)Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, Cet. Pertama, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), hal. 227.
20)Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1980), hal. 2.

21)Ibid., hal.7.
22)Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, cetakan ketujuh (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal.4.

23)Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 pasal 2
24)Uhar Suharsaputra, Op. Cit. hal.233.

25)http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=107/ di akses pada tanggal 10 september 2011.
26)http//www.google.co.id/search?hl=id&source=hp8biw=1024&bih=581&q=MBstDalam+meningkatkan+mutu+pendidikan&mata=&btnG=penelusuran+google diakses pada tanggal 15 Juni 2011.

27)Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Cetakan ke-7, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 64.
28)Ibid, hal. 102.
1)Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cetakan Pertama, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 1.

2)Amirul Hadi & Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cetakan ke-4, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 9.
3)Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Cetakan ke-7, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 8.

4)Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif  Serta Kombinasi Dalam Peneltian Psikologi, Cetakan Pertama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal. 12-13.

5)Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Cetakan ke-9, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hal. 23.
6)Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 152.

7)Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Cetakan ke-11, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 62.

8)Ibid.

9)Sugiyono, Op. Cit., hal. 80.
10)Sugiyono, Op. Cit., hal.224.
11)Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, Cetakan Ke-3, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hal. 191.

12)Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, cetakan ke tujuh. (Yogyakarta: 2009), hal.81.

13)Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal.186.
14)Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal.72. 

15)Sukardi, Op. Cit., hal.80. 
16)Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Cetakan ke-22, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), hal. 62.

2 komentar: